Senin, 17 Desember 2019 M.
19 Robiul akhir 1441 H.
Tafsir Shiratal Mustaqim: Apa Jalan Lurus Itu?
Menurut Imam Abu Ja’far ibnu Jarir, semua orang ahli tafsir harus mendukung shiratal mustaqim sebagai “jalan yang jelas tidak berbelok-belok (lurus)”. Tafsir at-Thabari kemudian menampilkan kontribusi yang berbeda untuk mengurai makna konkrit shiratal mustaqim:
1. Kitabullah (Al-Qur’an)
وحدثنا أحمد بن إسحاق الأهوازي, قال: حدثنا أبو أحمد الزبيري, قال: حدثنا حمزة الزيات, عن أبي المختار الطائي, عن ابن أخي الحارث الأعور, عن الحارث, عن علي, قال: «الصراط المستقيم كتاب الله تعالى»
2. Islam
حدثني محمود بن خداش الطالقاني, قال: حدثنا حميد بن عبد الرحمن الرواسي, قال: حدثنا علي, والحسن, ابنا صالح, جميعا عن عبد الله بن محمد بن عقيل, عن جابر بن عبد الله:”{اهدنا الصراط المستقيم} [الفاتحة: ٦] قال: الإسلام
3. Thariq (jalan)
وحدثنا القاسم بن الحسن, قال: حدثنا الحسين بن داود, قال: حدثني حجاج, عن ابن جريج, قال: قال ابن عباس في قوله:”{اهدنا الصراط المستقيم} [الفاتحة: 6] قال: الطريق“
4. Nabi Muhammad , Abu Bakar dan Umar bin Khattab
حدثنا عبد الله بن كثير أبو صديف الآملي, قال: حدثنا هاشم بن القاسم, قال: حدثنا حمزة بن أبي المغيرة, عن عاصم, عن أبي العالية, في قوله:”{اهدنا الصراط المستقيم} [الفاتحة: 6] قال: هو رسول الله صلى الله عليه وسلم وصاحباه من بعده: أبو بكر وعمر
قال: فذكرت ذلك للحسن ، فقال: «صدق أبو الالية
Sekarang kita tahu paling tidak ada empat arti yang berbeda. Namun, Tafsir a-Razi punya pandangan tersendiri:
قال بعضهم: الصراط المستقيم: الإسلام, وقال بعضهم: القرآن, وهذا لا يصح, لأن قوله: صراط الذين أنعمت عليهم بدل من الصراط المستقيم, وإذا كان كذلك كان التقدير اهدنا صراط من أنعمت عليهم من المتقدمين, ومن تقدمنا من الأمم / ما كان لهم القرآن والإسلام ، وإذا بطل ذلك ثبت أن المراد اهدنا صراط المحقين المستحقين للجنة ،
Sebagian ahli tafsir menganggap shiratal mustaqim itu Islam atau juga yang bilang itu al-Qur’an (lihat kutipan Tafsir at-Thabari di atas). Menurut Imam ar-Razi , pandangan ini tidak benar, karena ayat berikutnya (ayat 7) shiratalladzina an’amta ‘alayhim oleh nahwu (grammatika Arab) adalah badal atau yang memperjelas arti shiratal mustaqim di ayat 6. Ini adalah ayat ihdinas shiratal mustaqim berkenaan dengan orang tua, dan orang tua juga tidak memiliki Islam dan Qur’an. Saat dihilangkan, maka makna yang lebih pas adalah: tunjuki kami ke jalan orang-orang yang benar-benar berhak mendapatkan surga.
Pendapat Imam ar-Razi disampaikan oleh Tafsir al-Maraghi, tetapi bukan berarti pendapat yang dikutip Tafsir di-Thabari dikeluarkan semuanya. Syekh Mustafa al-Maragh saya mencoba menjembataninya:
وقد أمرنا باتباع صراط من تقدمنا, لأن دين الله واحد فى جميع الأزمان: فهو إيمان بالله ورسله واليوم الآخر, وتخلق بفاضل الأخلاق وعمل الخير وترك الشر, وما عدا ذلك فهو فروع وأحكام تختلف باختلاف الزمان والمكان,
Kita telah diperintah untuk mengikuti jalan orang-orang sebelum kita (ini seperti diunhkap oleh Tafsir ar-Razi), karena agama Allah itu satu di setiap jaman, yaitu iman untuk Allah dan Rasul Allah, dan hari akhir, dan berakhlak dengan akhlak utama dan amal yang baik serta meninggalkan kejelekan. Selain itu perkara cabang dan hukum yang berbeda sesuai dengan perbedaan jaman dan tempat. Di sini, al-Maraghi tidak menolak pandangan bahwa shiratal mustaqim yang meminta agama Allah yang intinya satu, dengan pokok ajaran yang sama, tetapi berbeda tempat dan karenanya.
Tafsir al-Qurtubi mengutip pendapat lain selain yang sudah disetujui di atas, yaitu:
وقال الفُضيل بن عِيَاض: «الصراط المستقيم» طريق الحج ، وهذا خاص والعموم أولى. قال محمد بن الحنفية في قوله عز وجل: {ٱهدنا ٱلصراط ٱلمستقيم} [الفاتحة: 6]: هو دين الله الذي لا يقبل من العباد غيره. وقال عاصم الأحْوَل عن أبي العالية: {ٱلصِّرَاطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ} رسول الله صلى الله عليه وسلم وصابان قال عاصم فقلت للحسن: إن أبا العالية يقول: «الصراط المستقيم» رسول الله صلى الله عليه وسلم وصاحباه ق
Pertama, menyetujui pendapat Fudhail bin ‘Iyad bahwa shiratal mustaqim itu maksudnya jalan menuju ibadah haji. Kata Imam al-Qurthubi, makna khusus, sedangkan makna umum lebih baik. Dia terus mengutip dari Muhammad bin al-Hanafiyah yang diminta itu adalah agama Allah. Sementara kutipan berikutnya sama dengan yang ada di Tafsir at-Thabari di atas, artinya shiratal mustaqim adalah Rasulullah dan kedua sahabatnya.
Ungkapan Imam al-Qurthubi yang berarti umum dari shiratal mustaqim lebih baik, dapat diterima oleh Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir:
والصراط المستقيم: الطريق المعتدل: طريق الإسلام الذي بعثت به أنبياءك ورسلك, وختمت برسالاتهم رسالة خاتم النبيين, وهو جملة ما يوصل إلى السعادة في الدنيا والآخرة, من عقائد وأحكام وآداب وتشريع ديني, كالعلم الصحيح بالله والنبوة وأحوال الاجتماع.
Ini jalan yang moderat / tengah. Jalan Islam yang diutus dengan para Nabi dan Rasul, dan ditutup dengan khataman nabiyyin (Nabi Muhammad Saw). Dan ini adalah keseluruhan dari apa yang dapat membawa kebahagiaan di dunia dan akherat, baik dari sisi aqidah, hukum, adab, dan tasyri ‘diniy seperti ilmu yang benar-benar tebtang Allah, kenabian dan kemasyarakatan hal-ihwal kemasyarakatan.
Tafsir Ibn Katsir memberikan kesimpulan yang bagus dari diskusi dan perbedaan pendapat para ulama di atas:
“Semua pendapat di atas adalah benar, satu sama lain saling menguatkan, karena barang siapa yang menerima Nabi Saw. dan kedua sahabat yang kemudiannya (yaitu Abu Bakar dan Umar), berarti dia mengerti jalan yang haq (benar); dan barang siapa yang mengambil jalan yang benar, berarti dia mengambil jalan islam. Barang siapa yang mengambil jalan Islam, berarti mengikuti Al-Qur’an, yaitu Kitabullah atau tali Allah yang kuat atau jalan yang lurus. Semua resolusi yang telah dikonfirmasikan di atas benar, masing-masing membenarkan yang lain. ”
Terakhir M Abu Zahrah dalam kitab tafsirnya Zaharatut Tafasir mengingatkan kita semua tentang doa itu intinya ibadah. Dia mengutip sebuah berita “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan doa”. (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Ini artinya, kawan-kawan sekalian, doa yang dilakukan pada amalan utama seperti shalat, dan redaksi doanya telah disetujui langsung oleh Allah pada surat yang utama (al-Fatihah), dan kita baca setiap hari minimal 17 kali (saat shalat fardhu) dapat dibuat sesuatu yang sangat penting.
Ihdinas shiratal mustaqim
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Lain kali, saat kita meminta doa ini, sampaikan semua makna doa yang diminta ini telah diisi oleh para ulama di atas. Menggetarkan!
Tabik,
