27 Rojab 1441 Isro mi’raj

Sekilas Sejarah Isra Mi’raj menurut Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dalam beberapa hadits yang cukup panjang, Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan tentang kisah perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian redaksi haditsnya disingkat oleh penulis dikarenakan terbatasnya halaman.

  1. Kisah dibelahnya dada Nabi Muhammad Shallallahu alihi wasallam :

عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ قَالَ قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ بَيْنَ النَّائِمِ وَالْيَقْظَانِ إِذْ سَمِعْتُ قَائِلًا يَقُولُ أَحَدُ الثَّلَاثَةِ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ فَأُتِيتُ فَانْطُلِقَ بِي فَأُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيهَا مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ فَشُرِحَ صَدْرِي إِلَى كَذَا وَكَذَا قَالَ قَتَادَةُ فَقُلْتُ لِلَّذِي مَعِي مَا يَعْنِي قَالَ إِلَى أَسْفَلِ بَطْنِهِ فَاسْتُخْرِجَ قَلْبِي فَغُسِلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ أُعِيدَ مَكَانَهُ ثُمَّ حُشِيَ إِيمَانًا وَحِكْمَةً

Dari Malik bin Sha’sha’ah, dia berkata, Nabi “shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ketika aku berada di tepi Baitullah dalam keadaan antara tidur dan bangun (separuh sadar), tiba-tiba aku mendengar pembicaraan salah seorang dari tiga lelaki yang berada di tengah-tengahnya. Lalu mereka menghampiri aku dan membawaku ke suatu tempat. Kemudian mereka membawa sebuah wadah dari emas yang berisi air Zamzam. Setelah itu dadaku dibedah dari sini dan sini.” Qatadah berkata, “Aku telah bertanya kepada orang yang bersamaku, ‘Apakah yang beliau maksudkan? ‘ Dia menjawab, ‘Dari dada hingga ke bawah perut’. Beliau melanjutkan sabdanya : ‘Hatiku telah dikeluarkan dan dibersihkan dengan air Zamzam, kemudian diletakkan kembali di tempat asal. Setelah itu diisi pula dengan iman dan hikmah…” (Shahih Muslim No. 238)

  1. Kisah perjalanan Isra :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ، وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ، وَدُونَ الْبَغْلِ، يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ» ، قَالَ: «فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ» ، قَالَ: «فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الْأَنْبِيَاءُ»

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaIhi wasallam bersabda : “Didatangkan kepadaku Buraq, seekor hewan putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal, ia berupaya meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya. Setelah Aku menungganginya, Buraq itu membawaku hingga sampai ke Baitul Maqdis. Kemudian Aku ikat Buraq itu di tempat para Nabi biasa menambatkan tunggangan mereka.

قَالَ ” ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ، فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ خَرَجْتُ فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ، وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ، فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ، فَقَالَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ،

Lalu aku masuk masjid dan menunaikan sholat dua raka’at di dalamnya. Setelah itu aku keluar dan disambut oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu. Kemudian aku memilih susu, maka Jibril berkata : “Engkau telah memilih fitrah (yaitu Islam)

  1. Kisah perjalanan Mi’raj :

ثُمَّ عُرِجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ، فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ، فَقِيلَ: مَنَ أَنْتَ؟ قَالَ: جِبْرِيلُ، قِيلَ: وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ، قِيلَ: وَقَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: َ قَدْ بُعِثَ إِلَيْهِ، فَفُتِحَ لَنَا، فَإِذَا أَنَا بِآدَمَ، فَرَحَّبَ بِي، وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ،

Kemudian aku dibawa naik ke langit dunia. Ketika Jibril meminta dibukakan pintu langit, terdengarlah suara yang bertanya, “Engkau siapa?” “Jibril.” Jawabnya. “Engkau bersama siapa?” Tanya penjaga pintu langit. “Muhammad.” Jawab Jibril. Penjaga pintu langit bertanya, “Adakah dia diutus (untuk dinaikkan ke langit menghadap Rabb-nya)? “Ya.” Jawab Jibril. Maka dibukalah pintu langit untuk kami. Setelah masuk, ternyata di sana aku bertemu dengan Nabi Adam ‘alaihisalam dan beliau segera menyambutku lalu mendo’akan kebaikan untukku.

Singkat punya cerita, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam naik ke langit kedua, setelah menjalani prosedur sebagaimana di langit pertama, maka di langit kedua Beliau berjumpa dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya alaihimassalam. Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam naik ke langit ketiga dan bertemu dengan Nabi Yusuf Alaihissalam.

Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam naik ke langit keempat dan bertemu dengan Nabi Idris Alaihissalam, kemudian naik ke langit kelima dan berjumpa dengan Nabi Harun Alaihissalam. Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam naik ke langit keenam dan berjumpa dengan Nabi Musa Alaihissalam.

فَإِذَا أَنَا بِإِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْنِدًا ظَهْرَهُ إِلَى الْبَيْتِ الْمَعْمُورِ، وَإِذَا هُوَ يَدْخُلُهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ لَا يَعُودُونَ إِلَيْهِ

Setelah itu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam naik ke langit ketujuh dan berjumpa dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, yang sedang duduk bersandar ke Baitul Ma’mur. Tempat tersebut setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu Malaikat (apabila mereka keluar darinya) mereka tidak akan kembali lagi.

  1. Kisah di Sidratil Muntaha :

ثُمَّ ذَهَبَ بِي إِلَى السِّدْرَةِ الْمُنْتَهَى، وَإِذَا وَرَقُهَا كَآذَانِ الْفِيَلَةِ، وَإِذَا ثَمَرُهَا كَالْقِلَالِ “، قَالَ: ” فَلَمَّا غَشِيَهَا مِنْ أَمْرِ اللهِ مَا غَشِيَ تَغَيَّرَتْ، فَمَا أَحَدٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ يَسْتَطِيعُ أَنْ يَنْعَتَهَا مِنْ حُسْنِهَا

Kemudian aku dibawa ke Sidaratul Muntaha. Aku melihat daunnya seperti telinga gajah dan buahnya sebesar tempayan. Lalu manakala ia diliputi oleh perintah Allah, maka ia berubah. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat melukiskan keindahannya.

  1. Kisah perintah Sholat 5 waktu :

فَأَوْحَى اللهُ إِلَيَّ مَا أَوْحَى، فَفَرَضَ عَلَيَّ خَمْسِينَ صَلَاةً فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَنَزَلْتُ إِلَى مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: مَا فَرَضَ رَبُّكَ عَلَى أُمَّتِكَ؟ قُلْتُ: خَمْسِينَ صَلَاةً، قَالَ: ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ، فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا يُطِيقُونَ ذَلِكَ، فَإِنِّي قَدْ بَلَوْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَخَبَرْتُهُمْ “، قَالَ: ” فَرَجَعْتُ إِلَى رَبِّي، فَقُلْتُ: يَا رَبِّ، خَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي، فَحَطَّ عَنِّي خَمْسًا،

Kemudian Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia kehendaki untuk diperintahkan, yaitu diwajibkan kepadaku sholat 50 kali dalam sehari semalam. Lalu aku pun turun membawa kewajiban itu. Ketika aku bertemu kembali dengan Nabi Musa ‘alaihis Salam, beliau berkata, “Apa yang diwajibkan oleh Rabb-mu terhadap umatmu?” “Sholat lima puluh kali pada setiap hari.” Jawabku. Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan kepada-Nya untuk umatmu, karena mereka tidak akan mampu melaksanakannya. Aku telah mencoba dan menguji Bani Israil.” Maka aku pun kembali menghadap Rabb-ku dan berkata, “Wahai Rabb-ku, berilah keringanan bagi umatku.” Atas permohonan tersebut, maka Allah menguranginya lima kali sholat. 

فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقُلْتُ: حَطَّ عَنِّي خَمْسًا، قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لَا يُطِيقُونَ ذَلِكَ، فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ “، قَالَ: ” فَلَمْ أَزَلْ أَرْجِعُ بَيْنَ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى، وَبَيْنَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ

Setelah itu, aku turun dan bertemu kembali dengan Nabi Musa ‘alaihis Salam, lalu aku berkata, “Lima kali sholat telah digugurkan (dikurangi) dariku.” Nabi Musa ‘alaihis Salam berpesan lagi, “Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup, kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah kepada-Nya keringanan”. Maka aku senantiasa berulang kali bolak balik antara Rabb-ku dan Nabi Musa ‘alaihis Salam.

حَتَّى قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّهُنَّ خَمْسُ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، لِكُلِّ صَلَاةٍ عَشْرٌ، فَذَلِكَ خَمْسُونَ صَلَاةً، وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً، فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ شَيْئًا، فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ سَيِّئَةً وَاحِدَةً “،

Akhirnya Allah berfirman, “Wahai Muhammad, sesungguhnya sholat yang 5 kali sehari semalam itu, setiap kali sholat Aku lipat gandakan pahalanya menjadi sepuluh. Maka yang 5 waktu itu (menjadi setara pahalanya dengan) 50 kali sholat. Barangsiapa yang berkeinginan (kuat) untuk melakukan kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, maka ditulislah satu pahala untuknya. Namun, jika dia melakukannya, maka ditulislah untuknya sepuluh pahala. Dan barangsiapa yang berkeinginan melakukan perbuatan jahat, lalu dia tidak melakukannya, maka tidak ditulis untuknya apa-apa. Namun, jika dia melakukannya, maka ditulislah satu dosa baginya”

قَالَ: ” فَنَزَلْتُ حَتَّى انْتَهَيْتُ إِلَى مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ “، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” فَقُلْتُ: قَدْ رَجَعْتُ إِلَى رَبِّي حَتَّى اسْتَحْيَيْتُ مِنْهُ’ 

Lalu aku turun hingga bertemu kembali dengan Nabi Musa ‘alaihis Salam, aku pun memberitahu bahwa tinggal tersisa lima kali sholat sehari semalam. “Kembalilah kepada Rabb-mu, mohonlah kembali keringanan untuk umatmu.” Pesan Nabi Musa ‘alaihis Salam. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda, “Aku menjawab, “Sungguh aku telah berulang kali menghadap dan memohon keringanan kepada Rabb-ku, sehingga aku merasa malu”. (Shahih Bukhari No. 2968, Shahih Muslim No. 234)

Wallahu a’lam

Diterbitkan oleh Ustadz Yachya Yusliha

Hidup harus lebih baik

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai